h

1




1

🍀 amaS igaL kaT umamasreB

1

2

🍀 amaS igaL kaT umamasreB alliuqadN :yb yrotS AMAS IGAL KAT UMAMASREB

2

Blurb

Empat belas tahun yang tak sebentar. Tetapi bagi Girsa Bramasta Wijaya, 14 tahun, bukanlah apa-apa. Keberadaan istrinya, bak sebuah simbol yang tak pernah ia hiraukan keberadaannya. Mereka tak jatuh cinta. Ia menikahi istrinya hanya tuk membuat ayahnya marah. Celakanya, Ayura—tanpa nama belakang keluarga—justru menjadi menantu paling disayang kedua orangtuanya. Girsa terjebak permainannya sendiri. Namun rasanya, begitu terlambat untuk mengakhiri. Sudah 14 tahun terlewat. Ayura sudah terlanjur memberinya dua anak remaja. Tetapi masalahnya, bagaimana bila Ayura yang ingin berpisah darinya? Wanita itu mungkin sudah gila. yang akan mengambil hak asuh kedua 🍀 amaS igaL kaT umamasreB 🍀🍀🍀 Karena Girsa anak mereka. 3

Blurb

PROLOG

Derap sepatunya melangkah pasti. Membelah lorong sunyi, di jam restoran yang sebetulnya belum beroperasi. Bahu tegapnya masih berlapis kemeja dan jas yang tak lagi terkancing. Hari masih terbilang pagi. Namun, moodnya sudah seberantakan ini. Senja masih terlalu panjang. Malam belum tahu kapan datang. Tetapi pria dengan rambut terkuncir itu, telah meradang. Tenang, Girsa pandai menyiasati. Ia mahir mengolah emosi. Jadi, ketika karyawan restoran dengan wajah takut itu berhenti pada private room bernomor D-4, Girsa menyuruhnya pergi. Biar ia yang menyelesaikan sendiri. Termasuk, membuka pintu ruangan itu tanpa mengetuk. “Ah, lihat, siapa yang ada di sini?” Pintu terbuka kasar, netranya melahap dengan tak sabar. 4 🍀 amaS igaL kaT umamasreB

PROLOG

Suaranya terlalu rendah namun penuh ancaman.

Sebanding dengan ekspresi buasnya yang ganas. Girsa Wijaya tak pernah senang berbasa-basi. Ia hanya paham bagaimana seharusnya manusia berekspresi. Dan kini, yang ada di wajahnya adalah kilat amarah yang penuh dengki. Tak menyangka, ia akan mendapati istrinya berada di ruangan tertutup dengan seorang pria tanpa izinnya. “Sedang melakukan apa?” tanyanya mengintimidasi. Ia mengambil satu langkah maju penuh perhitungan. Sementara tangannya bergerak ke belakang, menutup pintu itu dengan kekasaran yang serupa seperti sebelumnya. “Ada dokter baru yang kamu kunjungi?” Tentu saja, pertanyaan itu ditujukan pada istrinya. Wanita tersebut terlihat tenang. Tak ada raut terkejut atau ekspresi gelagapan yang patut dicurigai. Ayura, yang sejak empat belas tahun lalu berganti nama dengan Ayura Wijaya, tampak tak terpengaruh pada emosi suaminya yang begitu tumpah saat ini. “Jadi, ada pertemuan apa di sini?” Girsa begitu berbahaya bagi karyawannya sendiri di setiap harinya. Namun sekarang, ia lebih garang. 5 🍀 amaS igaL kaT umamasreB

Suaranya terlalu rendah namun penuh ancaman.

“Apa yang sedang kamu rencanakan, Ayura?”

Ayura bisa saja meminta maaf sebelum emosi pria itu meledak-ledak. Ayura juga bisa langsung membawa pergi suaminya, sebelum pria tersebut mencekik pria yang tengah bersamanya. Namun, Ayura juga bisa gila. Karena itu, ia ungkapkan saja kegilaannya. “Ayura?” Ketika namanya dipanggil dengan nada penuh penekanan, Ayura tetap duduk dengan tenang. Ia meraih teh hangat yang tadi belum ia sentuh. Ia teguk perlahanlahan. Jujur, ia tidak berencana membuat suaminya makin murka. Makanya, saat pria itu menggebrak meja dan membuat kegaduhan, Ayura menatap suaminya lekat -lekat. “Apa yang sedang kamu rencanakan?” pertanyaan itu diulang dengan intensitas ketajaman melebihi sebelumnya. Tangan Girsa mengepal kuat. Ia tak membagi perhatiannya pada pria yang menjadi teman rahasia istrinya. Fokusnya, tentu saja pada wanita itu. “Ayura—“ 6 🍀 amaS igaL kaT umamasreB

“Apa yang sedang kamu rencanakan, Ayura?”

“Perceraian,” jawab Ayura tak gentar. Ia balas tatap sang

suami dengan penuh keseriusan. “Aku sedang merencanakan perceraian kita.” Baiklah. Sepertinya Ayura sudah gila. Bisa-bisanya, ia menabuh perang terbuka. Dan tidak tanggung-tanggung, lawannya adalah seorang Girsa Bramastya Wijaya. “Kenapa?” tanya Girsa dengan nada lebih ringan dari sebelumnya. Ada cemooh yang tergambar di wajahnya. “Kenapa baru sekarang?” Ayura terdiam. Ia tak pernah lupa, bahwa kata-kata suaminya selalu saja berhasil melukai jiwanya. 🍀🍀🍀 Seperti sahara yang merindukan hujan Aku tahu mencintaimu hanya sebatas angan Layaknya berdiri di ujung hari 7 🍀 amaS igaL kaT umamasreB

“Perceraian,” jawab Ayura tak gentar. Ia balas tatap sang

Senja tahu bahwa hatiku telah mati

Esok, ketika kugenggam pena tuk bercerita Kan kukisahkan dongeng sederhana Mengenai kita yang nyatanya tak memiliki rasa sama Mengarungi dunia hanya karena Tuhan masih menitipkan nyawa Kemegahan langit yang kau tawarkan justru hanya memberiku tamparan kelabu Menawannya rembulan yang kau hadirkan, kukira hanya buatku merindu kelak bila kita bertemu usai meramu waktu Kupastikan cintaku sudah berpaling darimu … -Ayura Wijaya- 8 🍀 amaS igaL kaT umamasreB

Senja tahu bahwa hatiku telah mati

SATU

Berada di sudut ruang, bertepuk tangan namun pandangan kosong tanpa jawaban. Tak ada senyuman, ia hanya raga yang jiwanya tergadai sejak lama. Tetapi tenang saja, mereka memanggilnya “Nyonya”. Tak ada cela dari penampilannya, ia sempurna layaknya menantu dari keluarga kaya yang bersahaja. Tetapi, tatapnya tak berada di mana-mana. Tak juga takjub pada pria yang tengah menyampaikan apresiasinya pada serikat pekerja yang dalam hal ini seluruhnya merupakan pekerja di bawah naungan Widjaja Group. Sudah berapa tahun ia menekuni hal ini? Secara struktural, ia bergabung dalam citra Widjaja Group sepuluh tahun silam. Empat tahun sebelumnya ia wajib dibekali pendidikan dasar berupa gelar sarjana strata satu yang belum dimilikinya saat menikah. Baru setelah itu, ia menemani suaminya pada semua acara. Kehadirannya bak simbol keteduhan dari seberapa 9 🍀 amaS igaL kaT umamasreB

SATU



Flipbook Gallery

Magazines Gallery

Catalogs Gallery

Reports Gallery

Flyers Gallery

Portfolios Gallery

Art Gallery

Home


Fleepit Digital © 2021