bahan ajar





Ucapan Terima Kasih

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku sumber pembelajaran sejarah SMA kelas X berjudul: “Ragam Hias Ghuma Tatahan di Pelang Kenidai” telah selesai. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Buku ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi dari berbagai pihak yang telah bersama-sama mewujudkan ide dan semangat untuk mengenalkan kekayaan budaya serta ragam hias khas suku Besemah. Penulis juga bersyukur atas terwujudnya buku ini, yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga sebagai bahan ajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang pentingnya melestarikan Ghuma Tatahan dan kekayaan budaya Pelang Kenidai. Semoga buku ini dapat memberikan wawasan, inspirasi, serta kebanggaan bagi masyarakat dan menjadi salah satu cara untuk mengenalkan ragam hias ghuma tatahan pelang kenidai kepada generasi mendatang. Palembang, 13 Januari 2025 Tim Penulis 1

Ucapan Terima Kasih

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku Ragam Hias Ghuma Tatahan Pelang Kenidai ini dapat terwujud dengan baik. Buku ini disusun dengan tujuan untuk mengenalkan kekayaan budaya serta ragam hias yang dimiliki oleh Ghuma Tatahan, sebuah warisan budaya yang sangat bernilai dan khas dari Pelang Kenidai. Seiring dengan perkembangan zaman, kekayaan budaya kita semakin tergerus oleh perubahan dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan berbagai unsur budaya yang ada, salah satunya melalui media seperti buku ini. Buku ini tidak hanya sebagai referensi bagi masyarakat umum, tetapi juga diharapkan dapat menjadi bahan ajar yang bermanfaat bagi generasi muda, agar mereka dapat lebih mengenal dan menghargai nilai-nilai budaya yang ada di sekitar mereka. Penulis menyadari bahwa penyusunan buku ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak yang sangat berharga. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga buku ini memberikan manfaat, inspirasi, dan kebanggaan, 2 serta menjadi sarana

Kata Pengantar

pelestarian budaya yang dapat diwariskan kepada generasi

mendatang. Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai Ghuma Tatahan dan ragam hiasnya, serta menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai dan melestarikan kekayaan budaya bangsa kita. Palembang, 13 Januari 2025 Kaprodi. Pendidikan Sejarah 3

pelestarian budaya yang dapat diwariskan kepada generasi

Daftar isi

Ucapan Terima Kasih ....................................................................... 1 Kata Pengantar ................................................................................ 2 Daftar isi ........................................................................................... 4 1. Pendahuluan ................................................................................ 5 2. Rumah Tradisional Suku Besemah .............................................. 7 1. Definisi Ghuma Tataghan ...................................................... 7 2. Pelang Kenidai ...................................................................... 7 3. Sebaran Rumah Tatahan Pelang Kenidai ............................ 12 4. Fungsi Rumah Bagi Suku Besemah .................................... 12 5. Jenis Rumah Tradisional Besemah ..................................... 13 6. Tata Ruang Rumah Tradisional Besemah ........................... 14 7. Ragam Hias Rumah Tradisional Besemah .......................... 15 8. Nilai Sejarah dan Budaya .................................................... 16 a. b. 9. Nilai Sejarah..................................................................... 16 Nilai Budaya ..................................................................... 21 Arti Penting dalam Pembangunan ....................................... 25 Kesimpulan ................................................................................. 26 Daftar Pustaka ............................................................................... 27 Biodata Penulis .............................................................................. 29 4

Daftar isi

1.

Pendahuluan Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia, selain pangan dan sandang, menurut Hapsari & Syahbana (2013), rumah menjadi salah satu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, karena keberadaan rumah sangat penting sebagai tempat manusia berlindung dari segala hal. Tingkat kesejahteraan manusia yang menghuni rumah mempengaruhi bentuk, ukuran rumah. Rumah harus memenuhi unsur: nilai filososfi, nilai estetika dan nilai kebudayaan. Rumah tradisional di Nusantara yang merupakan kekayaan warisan benda dan tak benda memiliki nilai sejarah dan nilai budaya yang tinggi serta terinternalisasi pada bangunan rumah tradisional Nusantara. Suku Besemah berupakan sub etnik suku Melayu Sumatera Selatan, tersebar di kawasan Besemah Libagh. Rumah dalam Bahasa Besemah diucapkan dengan “Ghumah/Ghuma”. Yang memiliki ciri yaitu: berbentuk persegi panjang; bertiang; beratap pelana; memiliki pintu yang rendah; jendela yang terbatas. Dapur terletak terpisah dari rumah induk yang menempati bangunan khusus/pawun atau terletak di 5

1.

bagian bawah rumah. Ciri-ciri tersebut mensiasati kondisi

lingkungan, iklim, suhu, dan keamanan. Ghumah/Ghuma Besemah hadir sebagai simbol keberadaan dalam budaya masyarakat Besemah yang telah berarti dalam setiap bentuk yang diciptakan (Wijaksono et al., 2020). Keberadaan rumah tradisional suku Besemah sangat terancam, akibat Pembangunan dan kemajuan. Tidak banyak lagi rumah tradisisonal ini di Besemah. Kita masih dapat melihatnya di Pelang Kenidai kelurahan Dempo Tengah kota Pagaralam Sumatera Selatan. 6

bagian bawah rumah. Ciri-ciri tersebut mensiasati kondisi

2.

Rumah Tradisional Suku Besemah 1. Definisi Ghuma Tataghan Ghumah Tataghan adalah salah satu rumah tradisional suku Besemah. Berdasarkan bentuk, ukuran, bahan, dan ragam hiasnya, rumah ini memiliki 4 jenis, yaitu: rumah Tataghan/tatahan, rumah ghilapan, rumah padu tingking, ghuma padu ampagh. 2. Pelang Kenidai 7

2.

Suku

Besemah mendiami kawasan yang disebut Besemah Libagh (Lebar) Suku Besemah termasuk ke dalam kelompok Deotro Melayu yang berbahasa Melayu dialeg Besemah. Kekhasan suku Besemah tidak hanya pada bahasa dan ditemukan juga pada 6 unsur kebudayaan lainnya. Besemah libagh (lebar) yang meliputi: - Wilayah Pagaralam (Kota Pagaralam), termasuk Ulu Ayik (Ulu Selangis) dan sebagian Besemah Tengah atau Besemah Tengah Padang (Besemah Belah Sini Ndikat). - Wilayah Besemah Seberang Ndikat (saat ini Kecamatan Kota-agung). - Wilayah Impit-Bukit dan Padang-Tinggi (kini Kecamatan Pajarbulan). - Wilayah Mulak-Pagargunung, (dalam Kabupaten Lahat) yang terdiri dari: Wilayah Mulak Ulu (kini Kecamatan Mulak Ulu); Wilayah Pagar Gunung (kini Kecamatan Pagargunung); Wilayah Mulak Iligh (Mulak Ilir), kini termasuk Kecamatan Merapi. - Wilayah Gumay Tige Jughu (Tiga Segi), (dalam Kabupaten Lahat), terdiri dari: Wilayah Gumay Lembak, termasuk Suku Lime; Wilayah Gumay Ulu, termasuk Semidang Empat Dusun; Wilayah Gumay Talang di Kikim Kecik. 8

Suku



Flipbook Gallery

Magazines Gallery

Catalogs Gallery

Reports Gallery

Flyers Gallery

Portfolios Gallery

Art Gallery

Home


Fleepit Digital © 2021