MISI DAN DIGITALISASI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI




Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Mata Kuliah Semester Jumlah SKS Dosen Pengampu : MISI DAN DIGITALISASI : Semester Ganjil Tahun Akademik 2024/2025. : 3 SKS : Dr. Janwardi, MaCM. MMis. DASAR-DASAR MISI DAN EVOLUSINYA DI ERA DIGITAL Pengantar Selamat datang di mata kuliah "Dasar-dasar Misi dan Evolusinya di Era Digital". Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar misi Kristen serta bagaimana misi ini telah berkembang dan beradaptasi dengan teknologi digital yang ada saat ini. Mata kuliah ini diharapkan dapat membekali Anda dengan pemahaman yang mendalam dan keterampilan praktis untuk terlibat dalam misi Kristen yang efektif dan relevan di era digital ini. Mari kita memulai perjalanan ini dengan semangat dan komitmen untuk melayani sesuai dengan panggilan iman kita. Latar Belakang Misi Kristen memiliki sejarah yang panjang dan beragam, dimulai dari masa pelayanan Yesus Kristus dan para rasul, melalui berbagai era sejarah, hingga masa kini di mana teknologi digital telah membuka peluang baru untuk penyebaran Injil. Perubahan sosial, budaya, dan teknologi telah memberikan tantangan dan kesempatan baru bagi misionaris modern. Dalam konteks ini, pemahaman tentang dasar-dasar misi dan adaptasinya di era digital menjadi sangat penting. Tujuan Mata Kuliah 1. Memahami Dasar-Dasar Misi Kristen: - Mempelajari pengertian, tujuan, dan pentingnya misi dalam konteks teologis dan historis. 2. Menelusuri Sejarah Misi: - Menjelajahi perjalanan misi Kristen dari masa awal gereja hingga perkembangan kontemporer. 3. Menganalisis Dampak Teknologi Digital: - Mengkaji bagaimana teknologi digital mengubah cara misi dijalankan dan dampaknya terhadap efektivitas penyebaran Injil. 4. Mengembangkan Strategi Misi Digital: - Mempelajari teknik dan strategi untuk melaksanakan misi dalam lingkungan digital, termasuk penggunaan media sosial, website, dan alat digital lainnya. 5. Menilai Etika dan Tantangan Misi Digital: - Mengeksplorasi isu-isu etis dan tantangan yang muncul dalam misi digital, serta cara mengatasinya dengan bijak. Struktur Mata Kuliah 1. Pendahuluan - Definisi dan tujuan misi D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

- Sejarah singkat misi Kristen 2. Dasar-Dasar Misi Kristen - Amanat Agung (Matius 28:19-20) - Prinsip-prinsip teologis dan biblis misi 3. Sejarah Misi Kristen - Misi di era gereja mula-mula - Misi di Abad Pertengahan - Misi di era kolonial - Misi modern dan kontemporer 4. Teknologi Digital dan Misi - Perkembangan teknologi digital - Pengaruh teknologi terhadap strategi misi - Media sosial dan misi - Website, blog, dan aplikasi mobile dalam misi 5. Strategi Misi Digital - Menentukan audiens target - Mengembangkan pesan yang efektif - Penggunaan SEO dan SEM - Manajemen kampanye media sosial 6. Implementasi Misi Digital - Merencanakan dan melaksanakan kampanye misi digital - Menggunakan multimedia dalam misi - Kolaborasi dengan komunitas online - Mengukur keberhasilan kampanye 7. Etika dan Tantangan dalam Misi Digital - Etika dalam penyampaian misi - Tantangan teknis dan sosial - Menangani kritik dan komentar negatif - Perlindungan data dan privasi 8. Studi Kasus dan Praktek Terbaik - Analisis studi kasus misi digital yang berhasil - Pengembangan praktek terbaik dalam misi digital 9. Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan - Evaluasi kinerja kampanye misi - Pengembangan kontinu dan adaptasi terhadap teknologi baru - Membuat rencana jangka panjang untuk misi digital 10. Penutup - Recap dan refleksi - Tanya jawab dan diskusi terbuka - Penugasan akhir dan sertifikasi Metode Pengajaran - Kuliah dan Diskusi Kelas: Memahami konsep dan teori melalui ceramah dan diskusi. - Studi Kasus dan Diskusi Kelompok: Menganalisis dan mendiskusikan studi kasus nyata. - Tugas dan Proyek Akhir: Menyusun dan melaksanakan proyek misi digital. D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Evaluasi -Tugas Individu dan Kelompok -Proyek Akhir - Ujian Tertulis dan Praktikum -Partisipasi dan Kehadiran Referensi Untuk mendukung direkomendasikan: pembelajaran, berikut adalah beberapa referensi yang 1. **"Perspectives on the World Christian Movement: A Reader"** oleh Ralph D. Winter dan Steven C. Hawthorne 2. **"The Mission of God: Unlocking the Bible's Grand Narrative"** oleh Christopher J.H. Wright 3. **"Transforming Mission: Paradigm Shifts in Theology of Mission"** oleh David J. Bosch 4. **"Introducing World Missions: A Biblical, Historical, and Practical Survey"** oleh A. Scott Moreau, Gary R. Corwin, dan Gary B. McGee 5. **"Cross-Cultural Servanthood: Serving the World in Christlike Humility"** oleh Duane Elmer Bab I Pendahuluan Misi Kristen, yang berakar pada ajaran dan teladan Yesus Kristus, telah menjadi pedoman bagi kehidupan dan pelayanan umat Kristen selama berabad-abad. Misi ini mencakup panggilan untuk menyebarluaskan Injil, melayani sesama, dan menghadirkan kasih Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan perkembangan zaman dan transformasi sosial yang terus-menerus, khususnya di era digital saat ini, misi Kristen mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian yang signifikan. Di era digital, di mana teknologi informasi dan komunikasi memainkan peran sentral, penyampaian pesan Kristen dan pelaksanaan misi mengalami tantangan dan peluang baru. Media sosial, platform digital, dan alat komunikasi modern memberikan cara-cara baru untuk menyebarkan ajaran Kristus dan terlibat dalam pelayanan. Namun, perubahan ini juga menuntut penyesuaian dalam strategi dan pendekatan, agar misi Kristen tetap relevan dan efektif dalam konteks yang serba cepat ini. Dalam pendahuluan ini, kita akan mengeksplorasi dasar-dasar misi Kristen, memahami bagaimana misi ini terinspirasi oleh ajaran Alkitab, dan mengidentifikasi bagaimana evolusi misi Kristen di era digital mempengaruhi cara umat Kristen menjalankan panggilan mereka. Dengan memeriksa tantangan dan kesempatan yang dihadapi dalam penyebaran pesan Kristen di dunia digital, kita dapat lebih memahami bagaimana misi Kristen dapat terus berkembang dan menjangkau audiens baru di zaman yang penuh dengan inovasi dan perubahan ini. 1. Definisi dan Tujuan Misi Kristen Misi Kristen adalah panggilan dan tindakan yang berlandaskan pada ajaran Yesus Kristus untuk menyebarluaskan Injil, melayani kebutuhan spiritual dan material masyarakat, serta memanifestasikan kasih Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan. D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Misi ini berakar pada perintah Yesus kepada para pengikut-Nya untuk "pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15) dan melibatkan usaha untuk membagikan pesan keselamatan, membentuk komunitas iman, dan memberdayakan umat Kristen untuk hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Pemahaman tentang misi Kristen terus berkembang dari waktu ke waktu, dari fokus awal pada penginjilan dan pendirian gereja, hingga pemahaman yang lebih holistik yang mencakup keadilan sosial, pemeliharaan ciptaan, dan dialog antar-iman. Untuk memfokuskan diskusi kita, mari kita membahas salah satu aspek yang penting dalam pemahaman misi Kristen modern, yaitu pendekatan holistik yang dikembangkan oleh David J. Bosch. Beberapa poin kunci dari pemikiran Bosch tentang misi: 1. Misi sebagai "Missio Dei" (Misi Allah): Bosch menekankan bahwa misi bukan hanya aktivitas gereja, tetapi terutama adalah karya Allah sendiri. Gereja diundang untuk berpartisipasi dalam misi Allah di dunia. 2. Holistik: Bosch berpendapat bahwa misi harus mencakup seluruh aspek kehidupan manusia - spiritual, sosial, ekonomi, dan politik. Ini berarti misi tidak hanya tentang penginjilan, tetapi juga tentang keadilan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pemeliharaan ciptaan. 3. Kontekstual: Misi harus responsif terhadap konteks budaya dan sosial di mana ia dilakukan. Ini berarti menghormati dan berdialog dengan budaya lokal, bukan hanya memaksakan budaya Barat. 4. Inkarnasional: Mengikuti model Kristus yang berinkarnasi, misionaris harus "menjadi daging" dalam konteks mereka, hidup di antara orang-orang yang mereka layani. 5. Rekonsiliasi: Misi harus bekerja untuk rekonsiliasi - antara manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan ciptaan. 6. Pembebasan: Misi harus mencakup pembebasan dari segala bentuk penindasan spiritual, sosial, ekonomi, dan politik. Pemikiran Bosch ini memiliki implikasi penting: 1. Misi tidak lagi dilihat hanya sebagai "dari Barat ke seluruh dunia", tetapi sebagai "dari semua ke semua" - setiap gereja adalah pengirim dan penerima misi. 2. Misi mencakup dialog dan kerjasama dengan agama-agama lain dan gerakan sekuler untuk kebaikan bersama, sambil tetap mempertahankan keunikan Injil. 3. Misi harus merespons isu-isu global seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan krisis lingkungan. Pemikiran Bosch ini telah membantu menggeser pemahaman misi dari fokus sempit pada pertobatan individual ke pemahaman yang lebih luas tentang transformasi holistik individu, masyarakat, dan dunia. 2. Tujuan Misi Kristen 2.1 Penyebaran Injil: Tujuan utama dari misi Kristen adalah untuk menyebarkan pesan keselamatan melalui Injil Yesus Kristus kepada seluruh umat manusia. Ini melibatkan pengajaran ajaran Kristus, menjelaskan makna kematian dan kebangkitanNya, serta mengajak orang untuk menerima iman Kristen sebagai jalan keselamatan. 2.2 Pelayanan dan Kasih: Misi Kristen juga bertujuan untuk melayani kebutuhan fisik, emosional, dan sosial masyarakat. Ini termasuk melakukan tindakan kasih seperti membantu yang miskin, memberi dukungan kepada yang sakit, dan menyediakan D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

bantuan di saat-saat krisis. Pelayanan ini mencerminkan kasih Kristus dan komitmen untuk memperbaiki kondisi hidup orang lain. 2.3 Pembentukan Komunitas Iman: Misi Kristen bertujuan untuk membangun dan memperkuat komunitas iman. Ini melibatkan pembinaan gereja lokal, mendirikan tempat ibadah, dan mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan spiritual. Tujuannya adalah menciptakan komunitas yang saling mendukung, berbagi iman, dan bertumbuh dalam pengetahuan tentang Tuhan. 2.4 Transformasi Sosial: Misi Kristen juga mencakup upaya untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Ini berarti terlibat dalam kegiatan sosial dan kebijakan yang mendukung keadilan, perdamaian, dan integritas. Misi Kristen berupaya untuk mempengaruhi budaya dan sistem sosial dengan prinsip-prinsip Kristen untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil. 2.5 Pendidikan dan Pembinaan: Tujuan lain dari misi Kristen adalah untuk mendidik dan membina umat Kristen dalam iman mereka. Ini melibatkan penyampaian ajaran Alkitab, pelatihan dalam keterampilan hidup Kristen, serta pengembangan karakter dan moral yang sesuai dengan ajaran Kristus. Dengan memahami definisi dan tujuan misi Kristen, umat Kristen dapat lebih fokus dan efektif dalam menjalankan panggilan mereka untuk menyebarkan Injil dan melayani dunia dengan kasih dan kebenaran Tuhan. 3. Sejarah Singkat Misi Kristen 3.1 Era Awal Gereja (1-4 Masehi) Misi Kristen dimulai segera setelah kebangkitan Yesus Kristus dan pelantikan para rasulNya. Para rasul, terutama Paulus, melakukan perjalanan misi pertama mereka di kawasan Mediterania Timur, menyebarkan Injil ke kota-kota seperti Antiokia, Efesus, dan Korintus. Gereja awal berfokus pada penyebaran pesan Kristus di kalangan orang Yahudi dan bukan Yahudi, serta mendirikan komunitas-komunitas Kristen pertama di seluruh Kekaisaran Romawi. Periode ini juga ditandai dengan penganiayaan awal terhadap umat Kristen, yang justru mempercepat penyebaran Injil ke berbagai wilayah. 3.2 Abad Pertengahan (5-15 Masehi) Pada abad pertengahan, misi Kristen mulai berkembang di Eropa melalui usaha-usaha penginjilan oleh biarawan dan misionaris. Tokoh-tokoh seperti St. Patrick di Irlandia dan St. Augustine di Inggris memainkan peran penting dalam penyebaran iman Kristen. Gereja Katolik Roma, yang semakin terorganisasi, juga memulai misi ke daerah-daerah baru di Eropa dan mendirikan misi di wilayah-wilayah yang belum terjangkau. Selain itu, misi ke dunia Islam dan Timur Jauh juga mulai berkembang, meskipun dengan tantangan besar. 3.3 Era Penjelajahan dan Kolonialisme (16-18 Masehi)** Abad ke-16 hingga ke-18 adalah periode penting dalam sejarah misi Kristen, ditandai oleh era penjelajahan dan kolonialisme Eropa. Para misionaris, seperti Jesuit, Fransiskan, dan Dominikan, mengikuti para penjelajah ke benua Amerika, Afrika, dan Asia. Mereka mendirikan misi, sekolah, dan rumah sakit sambil menyebarkan Injil. Namun, periode ini juga sering kali dikaitkan dengan kolonialisasi dan eksploitasinya terhadap masyarakat pribumi. 3.4 Abad Ke-19 dan Awal Abad Ke-20 D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Reformasi Protestan membawa pembaharuan dalam pendekatan misi Kristen. Organisasi misi seperti Society for the Propagation of the Gospel (SPG) dan British and Foreign Bible Society didirikan untuk memfasilitasi penyebaran Injil. Misi Kristen juga terlibat dalam berbagai usaha sosial seperti pendidikan dan kesehatan, yang berdampak besar pada banyak masyarakat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Era ini juga menyaksikan munculnya berbagai denominasi dan aliran Kristen yang memiliki pendekatan misi yang berbeda. 3.5 Era Kontemporer (Abad ke-20 hingga Saat Ini) Abad ke-20 dan ke-21 menyaksikan transformasi dalam pendekatan misi Kristen, dengan fokus pada dialog antaragama, keadilan sosial, dan pengembangan masyarakat. Gerejagereja di seluruh dunia semakin terlibat dalam misi lintas budaya, mendekati masyarakat dengan lebih banyak empati dan kesadaran akan konteks lokal. Teknologi digital dan media sosial telah menjadi alat penting dalam penyebaran Injil, memungkinkan misi Kristen untuk menjangkau audiens global dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Misi Kristen terus berkembang, menghadapi tantangan dan peluang baru di era globalisasi dan digitalisasi. Dengan mengadaptasi pendekatannya terhadap konteks yang berubah, misi Kristen berkomitmen untuk terus mewujudkan panggilan Yesus Kristus dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung. BAB II DASAR-DASAR MISI KRISTEN Dasar-dasar misi Kristen adalah prinsip-prinsip fundamental yang mendasari pelaksanaan panggilan untuk menyebarkan Injil dan melayani masyarakat. Berikut adalah beberapa dasar utama misi Kristen: 1. Perintah Yesus Kristus** Dasar utama misi Kristen adalah perintah langsung dari Yesus Kristus kepada para pengikut-Nya. Dalam Matius 28:19-20, dikenal sebagai Amanat Agung, Yesus mengatakan: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." Perintah ini menekankan tanggung jawab untuk menyebarluaskan Injil dan membimbing orang lain dalam iman Kristen. Tentu, mari kita jabarkan lebih lanjut tentang perintah untuk menyebarluaskan Injil dan membimbing orang lain dalam iman Kristen, yang sering disebut sebagai Amanat Agung. Perintah ini berasal dari kata-kata Yesus Kristus kepada para murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Amanat Agung terutama terdapat dalam Matius 28:19-20, tetapi juga tercermin dalam Markus 16:15-16, Lukas 24:46-48, dan Kisah Para Rasul 1:8. Amanat Agung, yang terutama didasarkan pada Matius 28:19-20, merupakan landasan utama misi Kristen. Perintah ini menekankan tanggung jawab setiap orang Kristen untuk menyebarluaskan Injil dan membimbing orang lain dalam iman. Ini mencakup empat komponen utama: pergi, memuridkan, membaptis, dan mengajar. Sifatnya universal, ditujukan kepada semua bangsa, dan holistik, melibatkan tidak hanya penginjilan tetapi juga pendidikan dan transformasi hidup. Pelaksanaannya dapat melalui berbagai metode, termasuk penginjilan personal, misi terorganisir, pelayanan sosial, pendidikan, serta penggunaan media dan teknologi. Meskipun menghadapi tantangan seperti kontekstualisasi, pluralisme, dan penganiayaan, Amanat D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Agung tetap menjadi panggilan bagi setiap orang Kristen untuk berpartisipasi dalam karya Allah di dunia. Pemahaman teologis modern melihatnya sebagai bagian dari Missio Dei, mengadopsi pendekatan inkarnasional, dan memiliki dimensi eskatologis. Dengan demikian, Amanat Agung bukan sekadar tugas, melainkan undangan untuk terlibat dalam rencana Allah bagi dunia, dengan jaminan penyertaan-Nya yang terus-menerus. 2. Kasih dan Pelayanan Misi Kristen berakar pada kasih Kristus, yang dinyatakan melalui pelayanan dan pengorbanan. Dalam Yohanes 13:34-35, Yesus memerintahkan: "Aku memberi perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian juga kamu harus saling mengasihi." Kasih ini meliputi pelayanan kepada sesama, terutama mereka yang membutuhkan, dan menunjukkan kasih Tuhan melalui tindakan nyata. "Misi Kristen berakar pada kasih Kristus, yang dinyatakan melalui pelayanan dan pengorbanan" berarti bahwa seluruh dasar dari misi gereja dan orang percaya adalah kasih yang diperlihatkan Kristus. Kasih ini diwujudkan dengan melayani sesama tanpa pamrih dan bahkan berkorban demi kebaikan orang lain, seperti yang Kristus lakukan dengan mati di kayu salib demi menebus dosa umat manusia. Kasih Kristus ini bersifat tidak egois, penuh pengampunan, dan melampaui segala batas. Dalam misi Kristen, orang percaya dipanggil untuk meneladani kasih ini dengan memberitakan Injil dan melayani sesama, terutama mereka yang terpinggirkan dan membutuhkan. Kasih yang dinyatakan melalui pelayanan dan pengorbanan berarti bahwa setiap tindakan misi harus dilakukan dengan ketulusan hati, untuk membawa orang-orang kepada pengenalan akan Allah dan kasih-Nya. Misi ini mencakup baik aspek rohani (penyebaran kabar keselamatan) maupun aspek praktis (perbuatan kasih, seperti membantu mereka yang miskin, tertindas, atau sakit). Pelayanan misionaris bukan hanya tentang perkataan, tetapi juga tindakan nyata yang mencerminkan kasih Allah yang penuh pengorbanan. 3. Pengutusan dan Keterlibatan Dunia Misi Kristen tidak terbatas pada komunitas gereja atau wilayah tertentu. Dalam Kisah Para Rasul 1:8, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa mereka akan menjadi saksi-Nya "di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi." Ini menunjukkan bahwa misi Kristen bersifat global dan melibatkan keterlibatan dengan berbagai budaya dan masyarakat di seluruh dunia. "Misi Kristen tidak terbatas pada komunitas gereja atau wilayah tertentu" berarti bahwa tujuan dan panggilan misi Kristen bersifat universal. Misi ini tidak hanya berlaku di dalam lingkup internal gereja atau terbatas pada daerah tertentu, melainkan mencakup seluruh dunia dan semua orang tanpa memandang latar belakang budaya, etnis, atau lokasi geografis. Hal ini sesuai dengan Amanat Agung yang diberikan oleh Yesus dalam Matius 28:19-20, di mana Ia memerintahkan para murid untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya. Ini menunjukkan bahwa misi Kristen bersifat global dan inklusif, melampaui batas-batas budaya, ras, status sosial, atau bahkan agama. Misi ini dipanggil untuk menjangkau semua orang dengan berita Injil, membawa kabar baik keselamatan ke seluruh penjuru dunia. D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Dengan demikian, misi Kristen bersifat lintas budaya dan lintas wilayah. Meskipun setiap komunitas lokal memiliki misi di lingkungannya masing-masing, misi yang lebih besar adalah menyebarkan kasih dan keselamatan Kristus ke semua tempat, termasuk daerah yang belum terjangkau oleh Injil. 4. Kesaksian dan Pengajaran Dasar misi Kristen juga melibatkan kesaksian pribadi dan pengajaran ajaran Kristus. Dalam 1 Petrus 3:15, disebutkan: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberikan pertanggungjawaban kepada setiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu." Ini menekankan pentingnya berbagi iman dan menjelaskan ajaran Kristus kepada orang lain. 5. Pembentukan dan Pembinaan Komunitas Iman Misi Kristen mencakup pembentukan dan penguatan komunitas iman. Dalam Efesus 4:1112, disebutkan bahwa Kristus memberi berbagai karunia untuk membangun tubuh Kristus, yaitu gereja. Misi ini melibatkan pembinaan jemaat melalui pendidikan, ibadah, dan komunitas yang saling mendukung untuk pertumbuhan rohani dan pelayanan bersama. 6. Transformasi Sosial dan Keadilan Misi Kristen juga berfokus pada transformasi sosial dan keadilan. Dalam Mikha 6:8, dikatakan: "Ia telah memberitahukan kepadamu, manusia, apa yang baik; dan apakah yang dituntut Tuhan daripadamu, selain daripada melakukan keadilan, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhanmu?" Misi Kristen mengajak umat untuk terlibat dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih adil dan penuh kasih. Misi Kristen yang berfokus pada transformasi sosial dan keadilan berarti bahwa panggilan gereja dan orang percaya tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga mencakup usaha untuk membawa perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat dan memperjuangkan keadilan bagi semua orang. Ini sesuai dengan teladan Yesus, yang peduli terhadap orang-orang miskin, tertindas, dan mereka yang berada di pinggiran masyarakat. **Transformasi sosial** dalam konteks misi Kristen merujuk pada upaya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia secara menyeluruh, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Ini berarti orang Kristen dipanggil untuk ikut serta dalam mengatasi masalahmasalah sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, dan ketidaksetaraan. Tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, penuh kasih, dan mencerminkan nilai-nilai kerajaan Allah. **Keadilan** dalam misi Kristen menekankan bahwa Allah adalah Tuhan yang adil, dan umat-Nya dipanggil untuk menegakkan keadilan di dunia ini. Keadilan ini tidak hanya menyangkut hak-hak individu, tetapi juga keadilan sosial, di mana setiap orang diperlakukan dengan hormat dan martabat, tanpa memandang status, ras, atau latar belakang sosial. Orang Kristen dipanggil untuk berbicara bagi mereka yang tidak memiliki suara, membantu mereka yang tertindas, dan melawan sistem-sistem yang tidak adil. Dengan demikian, misi Kristen tidak hanya berfokus pada keselamatan pribadi, tetapi juga mengupayakan perubahan nyata dalam struktur sosial yang membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi semua orang. Hal ini tercermin dalam pelayanan-pelayanan sosial, advokasi keadilan, dan upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian dan kesetaraan di tengah masyarakat. Misi yang berfokus pada transformasi sosial dan keadilan ini mengalir dari panggilan untuk mengasihi sesama dan mewujudkan kasih Allah di dalam dunia. D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI

Dengan dasar-dasar ini, misi Kristen bertujuan untuk menyebarluaskan pesan Kristus, melayani masyarakat, membangun komunitas iman, dan menghadirkan perubahan positif di dunia. Prinsip-prinsip teologis dan biblika dalam misi Kristen membentuk landasan untuk pelaksanaan misi berdasarkan ajaran Alkitab dan pemahaman teologis Kristen. Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam kedua kategori tersebut: PRINSIP-PRINSIP TEOLOGIS Pengantar untuk Prinsip-prinsip Teologis dalam Misiologi Misiologi adalah studi yang mendalam tentang misi Kristen, yang mencakup penyebaran Injil, pembangunan gereja, dan keterlibatan dengan budaya dan masyarakat. Sebagai bagian integral dari teologi Kristen, misiologi berakar pada prinsip-prinsip teologis yang mendasari pemahaman kita tentang tujuan dan makna misi itu sendiri. Prinsip-prinsip teologis dalam misiologi berfungsi sebagai fondasi yang membimbing dan memperkaya pelaksanaan misi di berbagai konteks. Prinsip-prinsip ini tidak hanya menentukan tujuan misi, tetapi juga memastikan bahwa pendekatan yang digunakan selaras dengan ajaran dan nilai-nilai Alkitab. Di tengah dinamika budaya yang terus berubah, pemahaman yang benar tentang prinsip-prinsip teologis ini memberikan gereja panduan untuk menghadapi tantangan dan peluang yang muncul, serta menavigasi isu-isu teologis dan etis yang muncul dalam konteks global. Beberapa prinsip teologis kunci dalam misiologi mencakup konsep tentang *Imago Dei*, Amanat Agung, inkarnasi, dan kerajaan Allah. Prinsip-prinsip ini memengaruhi cara kita memahami misi sebagai panggilan universal untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa (Matius 28:19-20), serta bagaimana kita menghargai manusia sebagai gambar Allah, dan menyadari pentingnya kehadiran, pelayanan, dan transformasi dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, prinsip-prinsip teologis dalam misiologi tidak hanya bersifat doktrinal, tetapi juga praktis. Mereka mengarahkan gereja untuk menjalankan misi dengan cara yang penuh kasih, beretika, dan relevan dalam mengatasi tantangan zaman, serta menggerakkan transformasi spiritual dan sosial dalam dunia yang membutuhkan Injil. Prinsip-prinsip ini memperlihatkan bahwa misi tidak hanya mengenai penyebaran pesan, tetapi juga perwujudan kasih Kristus dalam tindakan nyata yang membawa perubahan. 1. TUHAN untuk Keselamatan Semua Orang TUHAN menginginkan agar semua manusia diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (1 Timotius 2:4) Misi Kristen bertujuan untuk menyebarkan Injil ke semua bangsa dan kelompok masyarakat, memastikan bahwa pesan keselamatan tersedia untuk setiap orang tanpa memandang latar belakang. 2. Sifat Tritunggal dalam Misi Misi Kristen berakar dari sifat Allah sebagai Tritunggal—Bapa, Anak, dan Roh Kudus. (Matius 28:19) D o s e n P d t . Y a n K o t o | 40

Prodi MagisterTeolog/2024-2025i | STTNI



Flipbook Gallery

Magazines Gallery

Catalogs Gallery

Reports Gallery

Flyers Gallery

Portfolios Gallery

Art Gallery

Home


Fleepit Digital © 2021